Kisah Dibalik Bingkai Foto
Wednesday, January 18, 2017
Trip Ke Bali Yang Penuh Sensasi
Naik kereta api tut.. tut.. tut.. siapa hendak turun, ke Bandung Surabaya
Sesampainya di Uluwatu kami langsung menuju loket tiket,
harga masuk untuk satu orang dikenakan biaya Rp 15.000. Sebelum masuk para
wisatawan diminta untuk memakai kain yang dipakai dengan cara dililitkan di
bagian pinggang. Saya merasa sedikit kesulitan karena ikatan yang dipakai oleh “Bli”
sapaan untuk setiap pria di Bali berbeda dengan hasil ikatan saya sendiri.
Akhirnya saya dibantu untuk mengikat kain tersebut di pinggang saya.
Monday, November 14, 2016
Kulit Ayam Babe Jawaranya Kota Depok
Kalau mau ngomongin soal kuliner, Kota Depok rajanya. Berbagai jenis makanan dari mulai cemilan hingga makanan berat bisa kamu temui disini. Karena banyak sekali berjejer tempat makanan serta cafe-cafe unik di sepanjang jalan Margonda Raya.
Jadi jangan heran kalau Depok menjadi incaran para pelancong kuliner. Dan jangan kaget kalau anda melewati jalan Margonda Raya ini pada hari sabtu dan minggu karena tingkat kemacetan di kawasan ini sangat parah. Ternyata kuliner enak di daerah Depok ini tidak hanya ada dalam mal atau ruko-ruko sepanjang jalan Margonda Raya saja, seperti tempat makan kaki lima yang berada di Jalan Siliwangi yang satu ini menjadi incaran para penikmat kuliner terutama anak muda.
Jadi jangan heran kalau Depok menjadi incaran para pelancong kuliner. Dan jangan kaget kalau anda melewati jalan Margonda Raya ini pada hari sabtu dan minggu karena tingkat kemacetan di kawasan ini sangat parah. Ternyata kuliner enak di daerah Depok ini tidak hanya ada dalam mal atau ruko-ruko sepanjang jalan Margonda Raya saja, seperti tempat makan kaki lima yang berada di Jalan Siliwangi yang satu ini menjadi incaran para penikmat kuliner terutama anak muda.
Ini dia Warung Ayam Goreng Babe yang bisa menggoyah lidah para penikmat kuliner dengan pilihan menu yang ada.
Ini Dia Menu Favorite Kulit Ayam |
Warung Ayam Goreng Babe merupakan warung jajanan kaki lima yang menjual ayam goreng potongan dan berbagai macam sate seperti sate usus, sate ati ampela dan yang paling favorite disini adalah sate kulit ayamnya. Sekali mencoba dijamin bisa bikin kamu jatuh hati dengan rasanya.Sambal kacang khas ayam goreng babe yang nggak akan kamu temui ditempat lain, jika di makan berbarengan dengan gurihya kulit ayam bisa bikin nafsu makan kamu meningkat.
Warung Ayam Babe ini sudah berdiri sejak tahun 1997 dan di dirikan sendiri oleh Abud yang kerap di sapa Babe. Saat itu masih berjualan menggunakan gerobak biasa di lokasi pertamanya di Jalan Mangga Raya.
Nama "Warung Ayam Babe" sendiri berasal dari sebutan para pelanggan yang sering menyebutnya sebagai Warung Ayam Babe hingga terkenal seperti sekarang ini.
Warung Ayam Babe mulai beroperasi dari pukul 17:00 - 21:00, namun terkadang tutup lebih awal karena stock habis. Sekarang Warung Ayam Babe sudah buka 5 cabang di lokasi yang berbeda yaitu di Jalan Siliwangi arah Depok 2, Bintara, Tugu Ibu, dan dua lainnya merupakan franchise yang berlokasi di Jalan Margonda Raya dan Bogor.
Nama "Warung Ayam Babe" sendiri berasal dari sebutan para pelanggan yang sering menyebutnya sebagai Warung Ayam Babe hingga terkenal seperti sekarang ini.
Warung Ayam Babe mulai beroperasi dari pukul 17:00 - 21:00, namun terkadang tutup lebih awal karena stock habis. Sekarang Warung Ayam Babe sudah buka 5 cabang di lokasi yang berbeda yaitu di Jalan Siliwangi arah Depok 2, Bintara, Tugu Ibu, dan dua lainnya merupakan franchise yang berlokasi di Jalan Margonda Raya dan Bogor.
Ayam Babeh Si Pemadam Kelaparan |
Ngomongin soal harga, tenang aja karena Warung Ayam Babe ini sangat ramah untuk isi dompet khususnya anak muda. Dari awal buka hingga saat ini hanya naik Rp.1.000,- saja. Untuk satu tusuk sate dihargai Rp. 2.000,- dan harga untuk ayam potongnya Rp. 7.000,- tetapi untuk harga sayap ayam hanya Rp. 3.000,-.
Meskipun harga kaki lima, tapi rasanya bintang lima. Jadi nggak heran dong kalau warung ayam ini selalu di banjiri oleh para pelanggan setianya. Salah satunya Icha, pelanggan setia ayam babe yang sering makan disini.
"Pesen porsi banyak tapi tetep murah udah gitu ngenyangin lagi", Ujar Icha.
Saat ini Warung Ayam Goreng Babe di pimpin oleh ketiga anaknya salah satunya Arif Johan (34), karena Babe sudah meninggal dunia pada tahun 2015 lalu.
Perharinya Warung Ayam Goreng Babe ini bisa menghabiskan kurang lebih 50 kg kulit ayam dan 8 ekor ayam yang bisa ludes hanya dalam hitungan jam saja. Apalagi kalau malam sabtu dan malam minggu jumlah pengunjung bisa hingga 500 orang.
Jadi jangan heran kalau bisnis ayam goreng ini menghasilkan pendapatan yang cukup besar, karena perharinya saja bisa sampai 3,4 juta rupiah.
Kesuksesan bisnis Warung Ayam Goreng Babe tidak langsung di dapat dengan mudah, namun merintis dari awal susahnya berjualan kaki lima hingga bisa menjadi bisnis ayam terkenal di Depok seperti sekarang ini.
Meskipun harga kaki lima, tapi rasanya bintang lima. Jadi nggak heran dong kalau warung ayam ini selalu di banjiri oleh para pelanggan setianya. Salah satunya Icha, pelanggan setia ayam babe yang sering makan disini.
"Pesen porsi banyak tapi tetep murah udah gitu ngenyangin lagi", Ujar Icha.
Saat ini Warung Ayam Goreng Babe di pimpin oleh ketiga anaknya salah satunya Arif Johan (34), karena Babe sudah meninggal dunia pada tahun 2015 lalu.
Perharinya Warung Ayam Goreng Babe ini bisa menghabiskan kurang lebih 50 kg kulit ayam dan 8 ekor ayam yang bisa ludes hanya dalam hitungan jam saja. Apalagi kalau malam sabtu dan malam minggu jumlah pengunjung bisa hingga 500 orang.
Jadi jangan heran kalau bisnis ayam goreng ini menghasilkan pendapatan yang cukup besar, karena perharinya saja bisa sampai 3,4 juta rupiah.
Kesuksesan bisnis Warung Ayam Goreng Babe tidak langsung di dapat dengan mudah, namun merintis dari awal susahnya berjualan kaki lima hingga bisa menjadi bisnis ayam terkenal di Depok seperti sekarang ini.
"Sebagai pemula jangan takut buat mencoba, sabar, tekun dan gigih serta rajin", Ujar Arif pemilik Warung Ayam Goreng Babe.
Pada dasarnya kesuksesan bisa saja didapat, tergantung bagaimana kita melihat peluang untuk meraih kesuksesan tersebut.
Pada dasarnya kesuksesan bisa saja didapat, tergantung bagaimana kita melihat peluang untuk meraih kesuksesan tersebut.
Tuesday, November 1, 2016
Kunci Dibalik Kesuksesan Kedai Es Krim Legendaris
Ragusa Italian Ice Cream (Source : Google) |
Jangan lihat dari
usianya yang terbilang tua, tetapi lihatlah kesuksesannya. Kedai es krim yang
sudah berdiri sejak tahun 1932 ini memiliki sisi lain yang unik untuk dikulik.
Ragusa Italian Ice Cream ini pertama kali di dirikan oleh dua orang pria asal
Italia yaitu Mr. Luigi Ragusa dan Vicenco Ragusa.
Awalnya ke dua
bersaudara itu datang ke Indonesia hanya untuk belajar taylor. Setelah tiba di
Indonesia mereka pergi ke daerah Bandung dan disitulah bertemu dengan seorang
wanita sebagai kekasihnya yang memiliki sebuah peternakan sapi.
Saat itu sapi-sapi
ternaknya menghasilkan susu yang sangat berlimpah, kemudian mereka membuka
sebuah toko dan memanfaatkan hasil susu tersebut dengan membuatnya menjadi es
krim. Tidak disangka es krim buatan mereka laku dan banyak yang menyukai. Kejadian
tersebut berlangsung pada tahun 1931 lalu.
Satu tahun kemudian
yaitu pada tahun 1932 mereka mencoba membuka di daerah Pasar Gambir yang berada
di lapangan IKADA yang sekarang lebih terkenal dengan Pekan Raya Jakarta. Di
lokasi ini Ragusa hanya bertahan selama 14 tahun saja karena saat itu Ragusa
mengalami purunan pelanggan dan pendapatan.
Lokasi Kedai Es Krim Ragusa Saat ini |
Tahun 1947 merekapun
memutuskan mencari lokasi baru Ragusa, akhirnya mereka memilih sebuah tempat
yang berlokasi di Jalan Veteran 1 No.10, Jakarta Pusat. Hingga saat ini, Ragusa
tetap berdiri di lokasi tersebut. Selain
berlokasi di Jalan Veteran, Ragusa memiliki lokasi pertama yang
bertempat di Duta Merlin Plaza lantai 5.
Nama dari kedai es krim
Ragusa ini ternyata diambil dari marga kebangsaan Itali asli. Konon katanya,
citra rasa dari es krim Ragusa masih tetap sama dari dulu hingga saat ini. Menu
yang paling disukai oleh pelanggan setia Ragusa ada beberapa varian rasa
diantaranya Tutti Frutti, Cassata Siciliana, Vanilla, Chocolate, Mocca,
Strawberry, dan Nougat. Untuk harga es krimnya, Ragusa mematok harga yang
terbilang cukup terjangkau. Jika ada kenaikan harga, mereka hanya menaikan
harganya sedikit.
Saat ini Ragusa Italina
Ice Cream ini di pimpim oleh Ibu Hj. Sias Mawarni. Kedai es krim ini dihibahkan
ke Ibu Hj. Sias Mawarni pada tahun 1972 setelah adik dari pimpinannya dahulu
meninggal dunia, dan hingga saat ini belum ada generasi yang meneruskan usaha
ini karena yang mengelola bisnis es krim ini masih Ibu Hj. Sias sendiri.
Kesuksesan kedai es
krim ini bukan hanya citra rasa dan sejarah dari Ragusa itu sendiri. Rahasia
pertama yang di katakana langsung oleh Ibu Hj. Sias. Pertama, Ragusa berbeda
dengan es krim lainnya, perbedaan tersebut terletak pada bahan dasar pembuatan
es krim itu sendiri. Jika es krim lain menggunakan butter, Ragusa masih
menggunakan bahan dasar susu dan tidak menggunakan bahan pengawet makanan.
Ice Cream Favorite, Chocolate Sundae |
Ada yang unik dari
rahasia kedua dari suksesnya kedai es krim legendaris ini. Ibu Hj. Sias pemilik
kedai es krim Ragusa ini memiliki suatu kepercayaan yaitu dengan melakukan
sebuah kebaikan kepada orang lain dan menyayangi kedua orang tua, dengan begitu
kesuksesan akan dapat diraih dengan mudah. Dalam kehidupan kesehariannya Ibu
Hj. Sias juga memiliki banyak kegiatan sosial salah satunya adalah memberikan
ilmu kepada orang lain yang mau belajar masak secara cuma-cuma.
“Kalau mau jadi orang
kaya mah gampang, pokoknya kite musti saying orang tua. Terutama ibu karena
surga ada di telapak kaki ibu, kuncinya itu” Ujar Ibu Hj. Sias Mawarni.
Meskipun Ragusa
merupakan kedai es krim legendaris, tetapi masih tetap eksis hingga saat ini
bahkan tidak kalah dengan banyaknya cafe-cafe unik yang ada di Jakarta.
Buktinya saja, Ragusa memiliki pelanggan setia selama bertahun-tahun bukan hanya
berasal dari Jakarta namun dari berbagai daerah.
Salah satu pelanggan
setia Ragusa yaitu Rista Nining yang memberikan sedikit ceritanya tentang
alasan mengapa ia masih tetap berkunjung ke kedai es krim legendaris ini. Rista
mengatakan kalau dirinya datang ke Ragusa selain suka dengan es krimnya, ia
juga selalu ingat pada sosok ayahnya yang telah tiada sejak lama dan dahulu
sejak ia kecil ayahnya sangat suka dengan es krim Ragusa.
“Ya dulu pas saya masih
seumur sd kalo nggak salah, saya suka ngambek ke almarhum ayah saya minta
beliin es krim, kebetulan ayah saya suka banget nih kesini. Makanya kalo kesini
kadang suka inget gimana gitu, lagian saya juga suka sama es nya enak,” Ujar
Rista pelanggan setia Ragusa.
Suasana di kedai es
krim Ragusa yang bertempat di Jalan Veteran juga mampu membuat rasa
bernostalgia kamu lebih terasa. Terlihat pada bagian dinding ada banyak
berbagai macam lukisan dari pahatan kayu klasik, kursi-kursi kayu dan foto-foto
Ragusa pada zaman dahulunya. Selain itu berbagai macam penghargaan yang
berhasil di raih Ragusa juga terlihat terpasang dalam bingkai yang bergantung
di dinding.
Selain Ragusa, masih
ada kedai es krim yang masih bertahan dari dulu hingga saat ini. Es krim baltic
yang terletak di Jalan Kramat Jaya, Jakarta Pusat ini sudah berdiri sejak tahun
1939. Meskipun keduanya sama-sama merupakan es krim legendaris di Jakarta,
tetapi tetap saja ada perbedaannya.
Source : Google |
Mulai dari cita rasa,
menu es krim yang ditawarkan, hingga harganya pun terbilang sangat berbeda. Es
krim baltic memiliki rasa es yang enak dan juga teksturnya yang lembut. Karena
harganya yang terjangkau es krim ini menjadi incaran para pelajar yang sering
kali datang disaat jam pulang sekolah.
Berbagai varian rasa yang
di kedai es krim ini diantaranya Lolly Frutti, Tutti Frutti, Cokelat, Choco
Stick, Durian, Kopyor, Mangga, dan Sirsak. Kemudian untuk yang dua rasa ada
Mocca Kopyor, Alpukat Cokelat, dan Alpukat Strawberry.
Source : Google |
Es krim batic juga
dibuat dengan baham dasar alami seperti susu segar dan buah-buahan asli.
Makanya hingga saat ini es krim baltic masih tetap laris meskipun sudah lama.
Bisa di katakan kedua kedai es krim legendarsis ini memang masih bertahan
hingga saat ini dan tetap menjadi incaran para penikmat es krim dari berbagai
kalangan.
Slum On The Edge Of Jakarta (Kampung Kumuh)
("Nyore" berkumpul bersama tetangga, saudara terdekat) pict by : Sony Wicaksono |
(Memilah secarik kertas, untuk sesuap nasi) pict by : Sony Wicaksono |
(Anak adalah titipan Tuhan yang amat berharga) 'pict by : Sumayya |
(Berkumpul di sore hari bersama buah hati) pict by : Eka Nur Septia |
(Mencari rezeki dengan menguras seluruh tenaga) pict by : Sony Wicaksono |
(Berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, kunci ketenangan hidup) pict by : Sumayya |
(Memikul demi kelangsungan hidup) pict by : Sony Wicaksono |
(Tetap penuih harapan, anak bangsa) pict by : Eka Nur Septia |
(Pengejar matahari keluar dari semak barang loak) pict by : Sumayya |
Pameran Foto Indonesian Heritage
Pameran foto yang diselenggarakan di Erasmus menampilkan 10 foto terbaik
karya para photografer jurnalis penerima permata Photo Journalist Grant
2014. Foto-foto yang ditampilkan berisikan tentang kesenian yang ada di
Indonesia, dari 10 foto yang ditampilkan ada beberapa foto yang mencuri
perhatian saya karena terdapat kisah dan makna dari foto-foto tersebut.
Cokek Sang Penghibur Captured by : Anggara Mahendra Kontributor Bali Buzz (The Jakarta Post Group) |
Trilogi Kopi Captured by : Muniroh Sinar Harapan |
Miss Tjitjih Kian Tertatih Captured by : Wahyu Purno Arinto LKBN Antara |
Foto ini adalah salah satu foto dari kelompok kesenian yang telah menghibur penonton sejak di Batavia hingga sekarang di Cempaka Putih, Kemayoran, Jakarta. Miss Tjitji masih terus mempertahankan bahasa sunda dalam setiap pementasannya. Dari tahun ke tahun, hingga berganti generasi, cerita pementasan mereka masih tetap sama sebagian besar mengangkat serita horor seperti “kuntilanak warung doyong”, “kehidupan alam kubur”, dan “beranak dalam kubur”. Kelompok kesenian sandiwara Miss Tjitji juga dianggap sebagai pelopor teater modern terus menerus sepanjang zaman. Namun dibalik itu semua permasalahan materi adalah yang menjadi salah satu kendala bagi kelompok kesenian Miss Tjitji untuk mempertahankan dari kepunahan.
Suara Dari Bharata Captured by : Ricky Martin Majalah Bobo |
Foto ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan seorang seniman WO Bharata. Walaupun mereka hidup dalam kesederhanaan dalam keterbatasan ekonomi, semangat mereka dalam melestarikan budaya Jawa di tengah Metropolitan Jakarta tak pernah surut. Berbagai penghargaan berhasil mereka raih di kancah seni tradisi nasional dan internasioal. Selain itu untuk menambah penghasilan bulanan diantara mereka menjadi pelatih tari dan menjadi tenaga konsultan profesional event organizer wayang orang untuk perusahaan atau instansi pemerintahan. Mereka juga memiliki moto “Langgengmu Harapanku, Lestarimu Tanggung Jawabku” dan bagi mereka mencari seorang sarjaan itu gampang, akan tetapi bisakah menyediakan satu orang pemain wayang kulit?
Pewaris Takhta Nakhoda Pinisi Capured by : Syamsudin Ilyas Rakyat Merdeka |
Subscribe to:
Posts (Atom)