Tuesday, November 1, 2016

Samin Vs Semen


Samin vs semen adalah sebuah film dokumenter yang membicarakan tentang penolakan adanya pembangunan pabrik semen. Film dokumenter ini menampilkan bagaimana upaya masyarakat suku Samin dalam menolak pendirian pabrik semen di daerahnya.  Selain itu masyarakat Samin juga berjuang untuk menyelamatkan tanah milik mereka dari para kapitalis yang tidak sama sekali mementingkan kehidupan masyarakat sekitar. Perlawanan masyarakat Samin diawali dengan 6 orang yang memiliki pendirian untuk melawan adanya pembangunan PT Indosemen tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat. Awalnya perlawanan masyarakat Samin hanya dipandang sebelah mata oleh para kapitalis, namun semakin lama banyak masyarakat yang ikut berjuang untuk melakukan perlawanan tolak adanya pembangunan pabrik semen tersebut. Film dokumenter ini membuat antuasias masyarakat luas sehingga timbulnya pro kontra terkait dengan perlawanan masyarakat Samin.

Saya sendiri memiliki beberapa sudut pandang mengenai film dokumenter Samin vs Semen ini. Saya sangat pro dengan perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Samin yang bergitu gigihnya untuk memperjuangkan apa yang mereka miliki. Mereka begitu memperjuangkan tanah karena masyarakat Samin memiliki pendirian bahwa mereka memegang teguh warisan nenek moyang. Paham sedulur Sikep warisan leluhur yang mengajarkan mereka untuk menjaga kelangsungan hidup bagi anak cucu. Masyarakat Samin mayoritas bertani, mereka menggantungkan hidupnya semua berasal dari alam dan pantang berdagang. Menurut mereka bagaimanapun keadaan yang penting mereka masih bisa makan. Bukan hanya laki-laki saja yang berjuang melakukan perlawanan terhadap pihak dari PT Indosemen, namun para wanita baik muda maupun tua semua ikut berjuang melakukan perlawanan. Kata “amin” tidak akan membuat semua berubah tanpa adanya perlawanan. Perlawanan masyarakat Samin di Kabupaten Pati berhasil sehingga pembangunan PT Indosemen gagal. Namun perjuangan masyarakat Samin tidak bisa berhenti hingga saat itu, karena PT Indosemen akan melakukan pendirian pabrik di Rembang. Sehingga waga Samin pun menuju desa tengga untuk berbagi pengalaman mereka bagaimana mereka bersatununtuk mempertahankan agar wilayah mereka tidak dibangun pabrik semen.

Sangat terbukti bahwa tidak adanya kepedulian para kapitalis yang memaksa masyarakat Samin untuk menjual tanah yang mereka miliki untuk pembangunan PT Indosemen tersebut. Pembangunan PT Indosemen di desa Pati memang gagal, namun para kapitalis tidak tinggal diam mereka terus melakukan upaya agar para masyarakat mau menjual tanah mereka demi berhasilnya pembangunan PT Indosemen tersebut. Salah satu upaya mereka adalah mendatangi satu per satu rumah warga dengan menyodorkan uang, namun masyarakat Samin tetap menolak tawaran uang itu. Tapi mereka tetap berusaha dengan mengancam jika tidak menjual tanah maka jalan menuju sawah akan ditutup, dengan berbagai kesepakatan yang telah dibuat oleh masyarakat Samin dengan pihak PT Indosemen akhirnya masyarakat Samin mau menjual sebagian tanah miliknya.

Perjanjian yang telah dibuat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat Samin. Sekarang bagi mereka jika pabrik semen dibangun, maka mereka akan kehilangan berhektar-hektar lahan sawah dan kehilangan sumber kehidupan. Air dan tanah sangat berarti bagi mereka. Dari apa yang telah di perlihatkan dalam film dokumenter ini, sangat tepat sebagai sarana dalam menjembatani antara pemerintah dengan masyarakat, bahwa masih banyak masyarakat pedalaman yang kurang akan kepedulian dari pihak-pihak luar. Ada satu pesan yang masyarakat Samin katakan khususnya bagi para pihak yang tinggal di kota, bahwa bagi mereka yang ingin memiliki kemewahan jangan membuat penderitaan masyarakat Samin dengan adanya pembangunan PT Indosemen untuk pembangunan rumah-rumah mewah serta gedung yang ada di perkotaan. 

No comments:

Post a Comment